Abu Zar Al Ghifari adalah seorang sahabat Rasulullah yang terdekat dan amat mesra dengan beliau. Ia menyebut Rasulullah lain dari sahabat yang lain, menyebut beliau dengan sebutan "Khalili" (sahabatku yang akrab). Abu Zar menonjol dalam keikhlasannya berjuang, dan ia sangat cinta dan sayang kepada kaum fakir miskin, dan kerana itu ia sering disebut sebagai bapa kaum fakir miskin.
Sikap Abu Zar dalam menyampaikan dakwahnya dengan peringatan-peringatan di masa hidupnya. Beliau tetap bicara di depan umum sesuai dengan fungsinya sebagai ulama, yakni menyatakan kebenaran di mana saja. tidak mengira masa dan terhadap siapa sahaja tanpa mengenal ruang dan waktu, tanpa terpengaruh dengan kondisi dan situasi.
Dan sebagai salah seorang dari Sahabat Rasulullah saw, dengan keberanian dan kejujurannya yang menonjol, Abu Zar berkata kepada para penguasa waktu itu.
"Sekiranya kamu meletakkan pedang terhunus di leherku untuk mencegah aku dari mengucapkan kata-kata yang pernah aku terima dari Nabi Muhammad saw. Nescaya aku akan terus juga berbicara, walaupun leherku akan putus."
Kalau kita mengikuti bagaimana caranya Rasulullah membina Abu Zar sehingga ia merupakan kader pelapis perjuangan dan sahabat kesayangan Rasulullah berani dan matang, tentulah kita tidak akan merasa hairan bila kita melihat sikap, akhlak dan keberanian Abu Zar.
Pada suatu ketika yang lapang, Rasulullah mengajak Abu Zar berjalan-jalan keluar kota dengan mengenderai unta. Abu Zar membonceng di belakang Rasulullah saw. Di waktu saat yang tenang dan harmoni itulah Rasulullah saw menyampaikan wasiat-wasiat atau beberapan pesanan beliau sambil membina Abu Zar secara khusus itu.
Rasulullah saw membinanya supaya hidup sederhana, yakni di kala keduanya berada di dekat gunung Uhud yang terkenal dalam sejarah Islam itu. Nabi Muhammad saw berkata kepadanya:
"Andaikata gunung Uhud itu menjadi emas dan meminta supaya aku memilikinya, pasti aku menolaknya."
Dan dengarlah selanjutnya keterangan Abu Zar sendiri tentang pesan Rasulullah saw kepadanya. Di antaranya Rasulullah saw telah memerintahkan kepadaku 7 perkara iaitu:-
- Ia memerintahkan aku untuk mencintai dan mendekati kaum fakir miskin;
- Ia memerintahkan aku untuk memandang kepada orang yang dibawah aku (dalam urusan dunia) dan tidak memandang kepada orang yang diatasku.
- Ia memerintahkan aku menghubungkan tali kasih-sayang sekalipun aku telah membelakanginya.
- Ia memerintahkan aku untuk tidak meminta sesuatu apapun kepada seseorang.
- Ia memerintahkan aku untuk tidak menaruh takut dalam berjuang pada jalan Allah terhadap reaksi celaan kaum reaksioner.
- Ia memerintahkan aku untuk menyatakan kebenaran walaupun pahit.
- Dan ia memerintahkan aku supaya banyak mengucapkan kalimah "La haula wala quawata illa billah." Kerana semua itu adalah simpanan yang terletak di bawah arasy.
Demikianlah antara lain pesanan Rasulullah sebelum beliau meninggal dunia, untuk membina para sahabatnya agar berjiwa besar, memiliki iman yang murni, sebersih-bersih tauhid dan keberanian moral yang tinggi dalam melanjutkan dakwah dan jihad beliau.
Abul Aswad Adduali berkata: "Ketika saya tiba di Arrabdzah (tempat pengasingan Abu Zar), maka saya pergi ke tempat Abu Zar (Jundub Bin Junadah), ra. maka ia berkata kepadaku, pada suatu hari saya bertemu dengan Nabi Muhammad saw di Masjid sendirian, tidak ada seorang pun selain Rasulullah maka saya berkata:
"Nasihatilah aku suatu wasiat, semoga Allah menjadikan manfaat bagiku." Jawab Nabi Muhammad, "baiklah dan semoga kau tetap mulia."
"Hai Abu Zar, sesungguhnya kau dari keluargaku, dan aku akan berwasiat kepadamu, maka ingat-ingatlah, kerana wasiat ini menghimpun segala kebaikan dan pelaksanaannya. Apabila kau jaga dan kau perhatikan nescaya kau akan mendapat dua bahagian pahala yang besar."
Cara Beribadah
Hai Abu Zar, sembahlah Allah seolah-olah engkau melihat kepada-Nya. Maka bila nyata engkau tidak melihat Allah, maka yakinlah bahawa Allah melihat engkau.
Ibadat Yang Pertama
Dan ketahuilah, bahawa pertama sekali ibadat kepada Allah itu ialah makrifat Allah, bahawa ia yang pertama sebelum segala sesuatu, maka tiada sesuatu sebelum-Nya, dan tunggal tiada duanya, dan yang kekal maka tidak ada habisnya.
Dia Pencipta Langit dan Bumi dan apa yang ada di dalam dan di antara keduanya. Dialah Allah Yang Maha Halus dan mengetahui sedalam-dalamnya. Dan dia atas segala sesuatu Maha Kuasa.
Kemudian percaya kepadaku, dan mengakui bahawa Allah mengutusku kepda semua manusia untuk menyampaikan khabar gembira dan mengancam, dan mengajak manusia kembali kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita yang menerangi.Kemudian kasih sayang kepada keluargaku yang Allah telah hapuskan darii mereka segala kotoran dan telah mensucikan mereka sesuci-sucinya.
Kasihilah Keluarga Rasulullah
Hai Abu Zar ketahuilah bahawa Allah menjadikan keluargaku bagi umatku, bagaikan bahtera Nabi Nuh as. siapa yang naik di atasnya selamat, dan siapa yang mengabaikannya tenggelam, dan kasih kepada keluargaku bagaikan pintu penebus dosa Bani Israel, siapa yang memasukinya pasti aman.
Hai Abu Zar jagalah wasiatku ini nescaya kau akan bahagia dunia akhirat.
Dua Nikmat
Hai Abu Zar, dua macam nikmat, kebanyakan manusia rugi, kerana tidak mempergunakan dengan sebaik-baiknya, iaitu sihat dan waktu kosong.
Lima Sebelum Lima
Hai Abu Zar, gunakan lima sebelum tibanya yang lima, gunakanlah masa mudamu sebelum tuamu, dan masa sihatmu sebelum sakitmu, dan kekayaanmu sebelum miskinmu, dan kesempatanmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.
Jangan Suka Bertangguh
Hai Abu Zar, awaslah jangan menangguh-nangguh sangat perbuatanmu, kerana engkau tergantung pada hari ini, dan bukan pada hari yang sesudahnya, maka apabila esok hari itu juga hakmu, maka lakukan sebagaimana hari ini, dan bila esok itu bukan hakmu, maka engkau tidak menyesal kerana tidak memperlambat apa yang harus kau perbuat hari ini.
Hai Abu Zar, berapa banyak orang yang menghadapi sehari tidak cukup, dan menantikan esok hari yang tidak sampai.
Hai Abu Zar, andaikan engaku dapat melihat ajal dan perjalanannya, nescaya kau akan membenci angan-angan dan tipudayanya.
Hai Abu Zar, jadilah di dunia bagaikan orang yang asing, atau seorang yang lalu lintas dan anggaplah dirimu dari golongan orang-orang yang dikubur.
Hai Abu Zar, jika kau berada di waktu pagi, maka jangan merasa akan sampai petang, dan jika berada di waktu petang, jangan merasa akan sampai pagi, dan pergunakan masa sihat sebelum sakit, dan masa hidup sebelum mati, sebab kau tidak mengetahui apakah namamu kelak di hari kemudian.
Jaga Keruntuhan Sebelum Tergelincir
Hai Abu Zar, jika kau tidak dapat menjaga keruntuhan, sebelum tergelincir, maka tidak akan dapat dielakkan tergelincir, dan tidak akan ada kesempatan untuk kembali, dan tidak akan memuji kepadamu dengan peninggalanmu orang-orang yang kau tinggalkan, dan tidak akan memaafkan padamu Tuhan yang kau hadapi dengan kesibukanmu. (Yakni Allah tidak akan memaafkan kepadamu jika kau beralasan masih sibuk.)
Sayangkan Umurmu
Hai Abu Zar, sayanglah pada umurmu, lebih daripada kesayanganmu terhadap wang emas dan perakmu.
Perkara Yang Dinanti
Hai Abu Zar, apakah yang dinantikan oleh seseorang, kecuali kekayaan yang menyombongkan atau kemiskinan yang melalaikan atau penyakit yang merosak atau tua yang melemahkan, atau mati yang menghabisi, atau dajal, maka ia sejahat-jahat yang dinantikan atau saat hari kiamat, maka itu lebih seram dan pahit.
Sejahat-jahat Manusia Di Hari Qiamat
Sesungguhnya sejahat-jahat manusia di sisi Allah pada hari kiamat, ialah seorang alim yang tidak berguna dengan ilmunya dan siapa yang menuntut ilmu sekadar untuk menarik perhatian orang-orang kepadanya, maka ia tidak akan mendapat bau syurga.
Hai Abu Zar, siapa yang mencari ilmu untuk menipu orang-orang maka tidak akan mendapat bau syurga.
Adab Mengeluarkan Fatwa
Hai Abu Zar, jika kau ditanya sesuatu yang tidak kau ketahui, maka jawablah, saya tidak mengetahui supaya selamat dari tanggungjawabnya, dan jangan memberi fatwa terhadap apa yang tidak kau ketahui, supaya selamat dari siksa Allah pada hari kiamat.
Anjurkan Kebaikan Tapi Tak Mengerjakannya
Hai Abu Zar, akan melihat beberapa orang ahli syurga kepada orang-orang ahli neraka, lalu bertanya, apakah yang memasukkan kamu ke dalam neraka, padahal kami telah masuk syurga kerana didikan dan ajaran-ajaran kamu.Jawab mereka sesungguhnya kami dahulu menganjurkan kebaikan dan tidak mengerjakannya.
Waktu Bertaubat
Hai Abu Zar, sesungguhnya hak-hak Allah itu besar, tidak mungkin dapat dilaksanakan semuanya oleh hamba, dan nikmat kurnia Allah lebih banyak dari apa yang dapat dihitung oleh hamba tetapi hendaklah kamu di waktu pagi dan petang selalu bertaubat.
Menuai Hasil Tanaman
Hai Abu Zar, sesungguhnya kau dalam perjalanan malam dan siang menghadapi ajal yang selalu berkurang, dan amal yang tercatat, sedang maut akan datang secara tiba-tiba, dan siapa menanam kebaikan pasti akan mengetam kebaikan.
Dan siapa yang menanam kejahatan pasti akan mengetam kemenyesalan, dan bagi tiap-tiap penanam hasil apa yang ditanamnya, orang yang lambat tidak dapat mendahului walau sekejap, dan orang yang tamak tidak dapat mencapai apa yang tidak ditakdir baginya.
Siapa yang mendapat kebaikan maka Allah yang memberinya, dan siapa terhidar dari bahaya maka Allah yang menghindarkannya (menyelamatkannya)
Memandang Dosa
Hai Abu Zar, orang-orang yang bertaqwa itu orang-orang yang mulia, sedang ulama fiqah itu sebagai pemimpin dan duduk dengan mereka bererti bertambah ilmu. Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya itu bagaikan bukit besar yan gdikhuatiri akan jatuh padanya, sedang orang kafir memandang dosanya itu bagaikan lalat yang hingap di atas hidungnya.
Tanda Orang Mendapat Kebaikan
Hai Abu Zar, sesungguhnya Allah taala jika berkehendak kebaikan terhadap hambanya maka menjadikan dosa-dosanya terbayang di ruang matanya dan jika menghendaki binasanya maka dilupakan akan dosanya, jangan kau melihat kecilnya dosa, tetapi perhatikan kepada siapakah kau berdosa itu.
Gelisah Orang Mukmin
Hai Abu Zar, sesungguhnya seorang mukmin lebih gelisah terhadap dosanya lebih daripada burung ketika dimasukkan ke dalam sangkarnya.
Penyesuaian Perkataan Dengan Perbuatan
Hai Abu Zar, siapa yang bersesuaian perkataan dengan perbuatannya, maka itulah orang yang untung dan siapa yang berlawanan perkataan dengan perbuatannya, maka ia akan membinasakan dirinya.
Hai Abu Zar, seorang itu tertahan rezekinya kerana dosa yang dilakukannya.
Peliharalah Lidah
Hai Abu Zar, tinggalkan apa-apa yang masih kau ragukan. Dan jangan mengucapkan apa-apa yang bukan kepentinganmu, dan peliharalah lidahmu sebagaimana memelihara emas perakmu.
Sifat Ahli Syurga Tingkat Tinggi
Hai Abu Zar, sesungguhnya Allah akan memasukkan suatu kaum dalam syurga dan memberi kepada mereka hingga puas, sedang di atas mereka ada pula kaum di tingkat tertinggi. Maka apabila melihat mereka, dikenal lalu mereka berkata,
Ya Tuhan, mereka itu adalah kawan-kawan kami ketika di dunia, maka dengan apakah mereka dilebihkan dari kami?JawabNya,
Jauh sekali dengan kamu, mereka dahulu lapar ketika kamu kenyang, dan haus ketika kamu puas, dan bangun ketika kamu tidur dan tegak ketika kamu berbaring.
Kepuasan Sembahyang
Hai Abu Zar, Allah telah menjadikan kesenanganku dalam sembahyang dan aku puas dengan sembahyang itu sebagaimana puas orang lapar dengan makanan dan orang haus dengan air, sedang orang lapar jika makan kenyang dan orang haus jika minum puas, dan saya tidak merasa kenyang dari sembahyang ( Yakni tidak jemu-jemu sembahyang).
Mengetuk Pintu Rahmat
Hai Abu Zar, sesungguhnya selama kau bersembahyang, maka bererti kau sedang mengetuk pintu rahmat Tuhan dan siapa yang selalu mengetuk pintu raja pasti akan dibukakan baginya.
Rahmat Orang Bersembahyang
Hai Abu Zar, tiada seorang mukmin yang berdiri sembahyang melainkan bertaburan di atasnya rahmat antara kepalanya sampai arasy dan malaikat berkata: Hai anak Adam, andaikan kau mengetahui kedudukanmu ketika sembahyang dan siapa yang kau ajak bicara, nescaya kau tidak akan berhenti.
Penjara Orang Mukmin
Hai Abu Zar, dunia sebagai penjara bagi orang mukmin dan syurga bagi orang kafir. Dan tiap hari mukmin berdukacita. Dan bagaimana tidak akan berduka, padahal ia telah diperingatkan akan melalui jahanam tetapi tidak diberitahu bahawa ia keluar daripadanya dan akan yang menjengkelkannya bahkan adakalanya teraniaya dan tidak tertolong maka selalu ia dukacita sehingga berpisah. Apabila ia telah terpisah dengan dunia ini menjurus ke tempat kehormatan dan istirehatnya.
Hendaklah Menangis
Hai Abu Zar, siapa yang dapat menangis hendaklah menangis dan siapa yang tidak dapat hendaklah merasa sedih dalam hatinya dan berusaha untuk menangis. Sesungguhnya orang yang keras hati jauh dari Allah tetapi kamu tidak merasa.
Waktu Aman dan Takut
Hai Abu Zar,Allah telah berfirman dan bermaksud: "Aku tidak akan menghimpun dua kali takut da dua kali aman, pada hambaKu, jika ia merasa aman daripadaku di dunia maka akan Aku takutkan ia di hari kiamat, dan bila ia merasa takut kepadaKu di dunia Aku amankan ia di hari kiamat."
Bahaya Hari Qiamat
Hai Abu Zar, andaikan di hari kiamat itu ada seorang mempunyai amal tujuh puluh nabi pasti ia akan merasa remah semua amalannya itu, bahkan ia masih merasa takut tidak akan selamat dari bahaya hari kiamat.
R38life
No comments:
Post a Comment